Saturday 21 January 2017

Praktek Konservasi dan Preservasi di Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Timur





1.       Deasidifikasi □
Deasidifikasi dilakukan umunya pada kertas yang sudah tua, karena pengaruh dari faktor kimia. Kertas lama memiliki rata-rata memiliki PH 4-5, artinya kondisi keasaman kertas sudah parah. PH kertas minimal adalah 7,5. Jika dibawah PH minimal, maka kondisi kertas sangat asam. Untuk mengetahui derajat keasaman kertas, satu titik pada permukaan kertas dibasahi dengan air suling, kemudian pH-nya diukur dengan pH meter atau kertas pH dilakukan dengan menggunakan kalsium karbonat.


a.       Alat dan Bahan □
·         Bak air
·         Calcium Carbonate (CaCO3)
·         pH meter atau kertas indikator pH
·         Aquades
·         Kain Kassa
·         Rak pengering
b.      Proses deasidifikasi □
1.       Ujilah kadar asam pada kertas yang menjadi objek menggunakan kertas indikator pH. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman suatu obyek. Jika ternyata tingkat keasaman obyek tidak normal maka proses deasidifikasi dilanjutkan.
2.       Selanjutnya tuangkan aquades pada bak air sebanyak 10 liter. Masukkan calcium carbonate (CaCO3) pada air sebanyak 10 gram, aduk hingga rata. Letakkan kertas pada bak tersebut. Tetapi tidak semua kertas dapat direndam, karena beberapa kertas yang ditulis dengan tinta tertentu akan luntur jika dilakukan deasidifikasi dengan cara direndam. Deasidifikasi kertas dengan kondisi seperti ini dilakukan dengan jalan menyemprotkan permukaan kertas dengan larutan barium hidroksida dalam methyl alcohol. Untuk keperluan ini, ditimbang 19 gram Ba (OH)2, 8H2O, kemudian dilarutkan dalam 1 liter alcohol. Tahapan ini dilakukan selama ±20 menit.
3.       Berilah sekat antar kertas menggunakan kain kassa, agar tidak saling berhimpit langsung. Dan keutuhan kertas masih tetap terjaga. 
4.       Kemudian angkat dan tiriskan bahan pustaka dan arsip yang telah selesai di rendam pad arak-rak yang telah disediakan. Agar cepat kering, maka rak bisa diletakkan di dekat AC atau diangin-aginkan. Tetapi dalam proses pengeringan ini bahan pustaka dan arsip tidak boleh terkena cahaya matahari dan angina secara langsung. Jadi, jika ingin mengeringkan bahan pustaka dan arsip yang telah selesai dilakukan deasidifikasi menggunakan kipas angina, maka arah kipas angin harus dihadapkan belawanan dengan letak bahan pustaka atau dipantulkan kea rah tembok. 
5.       Setelah seluruh bahan pustaka dan arsip kering maka dapat dilakukan penyusunan seperti semula. Selain itu bahan pustaka dan arsip bisa kembali untuk disimpan pada tempatnya.

c.       Proses deasidifikasi dengan penyemprotan □
Cara penyemprotan dilakukan pada naskah lama berwarna seperti peta atau gambar. Dikhawatirkan dengan perendaman warna pada naskah akan luntur.
·         Peta atau naskah ditata di atas meja, kemudian permukaannya disemprot dengan bookepper deasidification.
·         Semprot seluruh permukaan naskah lalu dikeringkan pada rak pegering.





2.       Laminasi □
Laminasi adalah proses melapisi selembar kertas dengan du buah bahan penguat. Laminasi dilakukan untuk naskah yang sudah rapuh atau sobek.
a.       Laminasi dengan Tissue Paper ( Japanese Paper) □
Bahan □
·         Kertas Tissue (Japanese Paper)
·         Tepung kanji
·         Methyl Cellulose / CMC
·         Aquades
Alat-alat □
·         Neraca analitik
·         Blender
·         Kocokan Roti
·         Mangkok besar
·         Rakhel
·         Meja kaca berlampu
·         Kain kasa
·         Lembaran mika untuk dasar laminasi
·         Gunting
·         Pemotong kertas
Proses laminasi dengan kertas tissue □
·         Campur bahan starch dengan air panas dan air Aquades dengan perbandingan 3,75 gram CMC, 20 ml air panas, 80 ml aquades.
·         Campur CMC dengan aquades dengan perbandingn 7,5 gram CMC dengan 100ml aquades, aduk dengan menggunakan kocokan roti hingga tercampur.
·         Kemudian kedua bahan tersebut campur dengan menggunakan blender, apabila terlalu kental dapat ditambahkan air panas, dan tuang kedalam mangkuk besar.
·         Siapkan bahan pustaka atau arsip yang akan dilaminasi  dan telah dihilangkan asamnya di atas lembaran mika di meja kaca, kemudian di atas arsip dilapisi kertas tissue ( Japanese Paper). Di atas kertas tissue dilapisi kain kassa yang bertujuan agar kertas tissue dan bahan pustaka atau arsip tidak rusak sewaktu dilapisi dengan bubur lem.
·         Kemudian dilapisi bubur lem dengan menggunakan rakhel. Usapkan searah dari tengah ke pinggir dan seterusnya secara merata.
·         Setelah itu kain kassa diangkat dan bahan pustaka atau arsip dibiarkan hingga kering, kemudian dilakukan proses yang sama untuk halaman sebaliknya.
·         Setelah kering bagian tepi dapat dirapikan dengan bahan pembatas seperti kertas minyak dengan bahan lem tersebut. Untuk arsip peta dapat digunakan kertas conqueror.

b.      Laminasi dengan Lamatec □
Bahan  □
·         Kain Lamatec
Alat-alat □
·         Gunting
·         Penggaris
·         Alat pres, pemanas, atau setrika
·         Meja kaca berlampu
Proses laminasi dengan Lamatec □
·         Bahan pustaka atau arasip yang akan dilaminasi diletakkan di atas kain Lamatec yang ukurannya lebih besar (kurang lebih 3cm sisi pinggir arsip atau peta)
·         Kemudian permukaan bahan pustaka atau arsip dipanasi dengan setrika hingga kain lamatec menempel pada bahan pustaka atau arsip.
·         Lipat ke dalam setiap tepi kain Lamatec hingga menjepit arsip, dan disetrika secara merata.
·         Gosok juga lembaran sebaliknya
·         Apabila ada alat pres panas, dapat dilakukan selama 15 menit.


3.       Enkapsulasi □
Merupakan salah satu cara perbaikan arsip dengan menggunakan bahan pelindung untuk menghindari kerusakan yang bersifat fisik. Bahan pustaka dan arsip yang akan melalui proses ini berbentuk peta, poster, yang mengalami kerusakan berupa lubang kecil. Kerusakan kecil pada bagian pinggir dan biasanya bahan pustaka yang kertasnya agak tebal
Bahan □
·         Plastik Polyester / IBM
·         Cellotape 3M (double side 3M Scotch Brand No. 145)
Alat □
·         Gunting
·         Cutter
·         Penggaris logam (Shealer)
·         Pemberat
·         Meja kaca
·         Mesin Sealer
Proses enkapsulasi I □
·         Letakkan plastik polyester di atas kaca dan dibersihkan dengan kainlap halus
·         Letakkan bahan pustaka atau arsip yang akan di-enkapsulasi di atas plastik polyester, dan di atas  bahan pustaka atau arsip diletakkan pemberat agar tidak bergeser
·         Potong 2 lembar plastik polyester kira-kira 2,5 cm lebih panjang dan lebih lebar dari bahan pustaka atau arsip
·         Beri strip double side tape kira-kira 3 mm dari bagian pinggir arsipdan beri celah kecil pada pinggir arsip setiap sudut (untuk sirkulasi udara)
·         Kemudian letakkan plastik polyester di atas arsip lalu beri pemberat
·         Lepaskan lapisan kertas pada tape
·         Potong plastik polyester hingga rapi kira-kira 3 mm dari pinggir bagian luar tape.
Proses enkapsulasi II □
·         Letakkan bahan pustaka atau arsip diantara 2 (dua) lembar plastik polyester.
·         Pres dengan mesinpemanas (sealer) pada tepian plastik, dengan jarang kurang lebih 5 mm dari tepian arsip.
·         Potong plastik polyester hingga rapi kira-kira 3 mm dari pinggir bagian luar plastik yang telah dipanasi.

4.       Penjilidan □
Penjilidan adalah menghimpun atau menggabungkan lembar lepas menjadi satu, yang dilindungi oleh ban dan sampul.
Bahan □
·         Kertas karton tebal
·         Kertas karton tipis
·         Kain linen
·         Kertas sampul
·         Kain kasa
·         Pita kapital (pita punggung)
·         Pita pembatas
·         Lem weber
Alat – alat □
·         Gunting
·         Cutter
·         Penggaris logam
·         Kain lap
·         Alat pres buku / pemberat
·         Kuas
Cara penjilidan □
·         Buku yang akan diperbaiki dibersihkan dari debu dan kotoran dengan kuas dan dibersihkan dari jilidan lama
·         Apabila terdapat jahitan yang rusak dijahit kembali. Ada beberapa jenis teknik menjahit jilidan.
·         Berikan lem pada punggung buku hingga rata, kemudian tiap tepian buku diberi pita kapital sesuai ketebalan buku
·         Pasang pita pembatas
·         Setelah lem rata, punggung dilapisi kain kassa sebagai penguat, biarkan hingga kering
·         Sementara menunggu lem kering, sampul jilidan dibuat dengan menyiapakan kertas karton tebal yang dipotong 3 mm lebih panjang dari lebar buku.
·         Untuk bagian punggung buku potong kertas karton tebal yang berukuran panjang sama dengan sampuldan tebal sama dengan tebal buku.
·         Untuk buku yang tipis bisa menggunakan kertas karton tipis.
·         Kemudian kertas karton, sampul dan punggung disatukan dengan kertas sampul sebagai essel.
·         Setelah itu sampul dilapisi dengan kain linen dan dikeringkan
·         Setelah lem sampul dan buku kering, kemudian disatukan dengan kertas sampul dan di pres hingga kering.
·         Pemberian judul buku yang dapat dilakukan dengan menempelkan kertas stiker yang telah diberi judul atau dengan cara di sablon.
Selain metode penjilidan yang sudah dipraktekkan di atas, ada beberapa jenis teknik penjilidan lainnya :
a.       Jilid Kaye, merupakan jilidan yang paling sederhana, biasa digunakan untuk menjilid bahan pustaka dengan jumlah halaman sedikit, misalnya majalah.
b.      Jilidan dengan menggunakan tanda atau signature bindin,  cara ini dilakukan untuk dokumen dengan jumlah halaman banyak
c.       Jilidan lem punggung, dokumen dikumpulkan digabung dengan penjepit bagian punggung atas, kemudian diber lem dan dibubuhkan halaman pelindung, lalu dipasang sampul. Agar lem yang menempel bisa kuat, punggung buku harus digergaji untuk membuat pori-pori besar sehingga banyak lem yang masuk ke sela-sela halaman. Kelemahan cara penjilidan ini adalah buku tidak bisa dibuka rata. Penjilidan dengan cara biasanya digunakan untuk buku jenis novel dan bahan ajar.
d.      Jilid spiral, jilid spiral menggunakan mesin pelubang kertas, dengan cara kertas diratakan ke sebelah kiri, diberi lubang lalu digabungkan dan dimasukkan spiralnya.
e.       Jilid lak ban, caranya kertas disusun rapi, kemudian disteples pada tiga tempat dan ditutup dengan lak ban. Jilidan ini biasa digunakan untuk makalah dan diktat.


5.       Pembuatan Frudal □
Frudal adalah selubung buku untuk melindungi buku atau arsip dalam buku terhadap kerusakan.
Bahan □
·         Kertas karton
·         Kain linen
·         Lem weber
Alat-alat □
·         Gunting
·         Cutter
·         Kuas
·         Penggaris logam
·          Meja kaca
Proses membuat frudal □
·         Ukurlah kertas karton tebal dengan ukuran lebih besar daripada tebal dan panjang buku agar buku dapat masuk
·         Garis lipat kertas karton dengan memotong setengah dari tebal karton guna pelipatan karton
·         Lipat karton sesuai dengan garis-garis lipatan hingga membentuk kotak
·         Bagian luar dilapisi dengan kain linen

6.       Pembuatan Portepel □
Portepel adalah map untuk menyimpan dokumen dalam bentuk lembaran lepas atau bahan pustaka yang rusak parah ditempelkan dalam portepel sebagai pelindung kerusakan lebih lanjut.
Bahan □
·         Kertas karton tebal
·         Kertas sampul
·         Kain linen
·         Tali kain
Alat-alat □
·         Gunting
·         Cutter
·         Penggaris logam
·         Kuas
Proses pembuatan portepel □
·         Sama dengan pembuatan sampul buku dengan diberi tambahan lebar dan ketinggian 2 – 3 cm dari bahan arsip
·         Lapisi bagian luar dengan kain linen dan di lem
·         Bagian dalam dilapisi dengan kertas sampul
·         Buat dua lubang di bagian tepi portepel
·         Beri tali kain sebagai pengikat


7.       Digitalisasi □


Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, kemudahan dalam pelayanan arsip dapat dilakukan dengan sistem elektronik. Arsip tekstual dialihmediakan dalam bentuk elektronik, yaitu dengan cara scanning. Bahan pustaka dan arsip dialihmediakan dengan alat scan, diinput ke komputer. Kegiatan ini dilakukan bagi arsip dan bahan pustaka yang frekuensi penggunaannya tinggi, sehingga jika pengguna ingin mencari informasi tidak langsung ke arsip aslinya, maka kerusakan dapat dicegah.

No comments:

Post a Comment