KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah
Observasi Digitalisasi di KPH Malang ini dapat kami selesaikan. Sholawat
beserta salam juga tidak lupa kami panjatkan kepada junjungan kita semua Nabi
besar Muhammad S.A.W. kepada keluarganya, sahabatnya dan kita semua selaku
pengikutnya sampai Yaumil Akhir. Amin...
Makalah tentang Digitalisasi di KPH Malang ini
tidak akan selesai jika tidak mendapatkan bantuan dari saudara. Oleh karena
itu, kami menggucapkan terimakasih kepada:
1.
Bpk Arif Herlambang
sebagai Kepala Administratif
2.
Bpk Kokoh Nugroho sebagai
Kaur. Umum dan Narasumber
3.
Bpk. Herman sebagai
Operator Sub Sistem Kearsipan dan Narasumber
4.
Bu Wiwin sebagai Receptionis
5.
Bpk. Chandra sebagai
bagian pengiriman surat eksternal dan Narasumber
6.
Bpk. Yudi sebagai bagian
gudang
7.
Bu Asriani sebagai
Receptionis
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin masih sangat jauh dari
kesempurnaan, sesuai dengan pribahasa “Tak ada gading yang tak retak” ,
maksudnya saya selaku penulis laporan ini menerima berbagai kritik dan saran
yang sifatnya membangun supaya makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Malang, 29 Desember 2014
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Arsip mempunyai peran
penting dalam organisasi,
yaitu sebagai sumber informasi dan pusat ingatan. Arsip
bagi perusahaan diantaranya berisi informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan, sebagai
alat bukti bila
terjadi masalah, sebagai alat
pertanggungjawaban, menajemen serta
dapat dijadikan alat transparansi
perusahaan. Pentingnya arsip bahkan
dibuktikan dengan
pemberlakuan beberapa peraturan
perundangan yang mengatur tentang kearsipan. Arsip akan
bermanfaat secara optimal
apabila dikelola dengan
tertib dan teratur, namun
sebaliknya apabila arsip tidak dikelola dengan
secara baik akan menimbulkan masalah.
Seiringan dengan perkembangan
zaman, dan pengelolaan arsip yang semakin berkembang,
membuat sebagian perusahaan yang mengelola arsip secara manual beralih ke
sistem yang terotomasi, karena dengan sistem manual lama-kelamaan dapat
menimbulkan serangkaian kendala
seperti kesulitan penemuan kembali secara
cepat dan tepat karena sistem penyimpanan yang kurang
sistematis, dan bertambahnya secara
terus-menerus arsip tanpa
penyusutan sehingga terjadi penumpukan. Kendala lainnya yaitu Tata kerja dan Fasilitas
pengelolaan arsip yang tidak
memadai dan tidak
mengikuti perkembangan teknologi
kearsipan modern. Maka dari
itulah setiap perusahaan dituntut untuk melakukan otomasi arsip.
Teknologi yang semakin maju juga
memberi dampak yang positif bagi dunia kearsipan, Pengelolaan arsip
secara modern atau tata kearsipan
otomatis merupakan sistem kearsipan yang
menggunakan sarana pengolahan
data secara elektronik. Potensi teknologi
yang serba canggih
telah memberikan peluang untuk melakukan kegiatan otomasi
arsip, penggunaan media
otomasi arsip bukan
saja menjamin efisiensi, tetapi
juga mampu mengurangi atau mengembangkan kebutuhan duplikasi
apabila hal itu
diperlukan. Pengiriman, pemprosesan,
penyimpanan dan penemuan kembali informasi dapat dilakukan
dengan cepat. Sistem pengarsipan
otomatis telah berkembang sehingga mempunyai banyak variasi dan
membawa kemudahan dalam
melaksanakan tugas-tugas kearsipan. Efisiensi dan akses yang cepat
dalam pengelolaannya membuat aplikasi pengelolaan arsip menjadi sangat diminati
di dunia perusahaan yang memerlukan pelayanan yang cepat dengan
volume arsip yang
tinggi, penggunaan alat
modern tentu akan meringankan atau mempermudah pengelolaan
arsip.
Mengingat pentingnya keberadaan arsip di Perusahaan, maka dibutuhkan tata kelola kearsipan yang benar. Hal tersebut bertujuan agar fungsi arsip dapat tercapai sebagaimana mestinya. Tata kelola
arsip elektronik yang baik membutuhkan sumber daya pendukung,
diantaranya adalah aplikasi
arsip yang digunakan,
infrasuturktur penunjang sistem otomasi arsip, dan Sumber Daya Manusia
(arsiparis). Sistem ini digunakan untuk menginput data kedalam computer, data
yang di masukkan akan diurutkan sesuai tanggal penginputan data dan dibedakan
berdasarkan subjek permasalahan, sehingga akan mempermudah pencarian arsip. Sistem
automasi ini akan bekerja dengan baik jika penyimpanan arsip juga disesuaikan
tanggal dan subjek sehingga akan terbentuk singkronisasi antara sistem dengan
pencarian arsip.
Dalam menciptakan tata
kelola arsip elektronik
yang baik selain memperhatikan aplikasi yang digunakan,
perangkat penunjang aplikasi
tersebut juga perlu diperhatikan.
Pada dasarnya terdapat
beberapa kriteria agar
sebuah aplikasi dapat berjalan
dengan baik di dalam sebuah komputer. Termasuk dalam menjalankan aplikasi yang
berfungsi sebagai otomasi
arsip di perusahaan.
Perangkat yang kompatibel menjadi
faktor yang menentukan apakah sebuah aplikasi berjalan dangan baik. Dalam
kearsipan keberadaan pegawai kearsipan juga tidak kalah penting. Oleh
karena itu seorang
arsiparis haruslah memiiki
kecakapan untuk mengoperasikan aplikasi kearsipan elektronik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami mempunyai
beberapa rumusan masalah yaitu:
1.
Jenis
arsip yang dimiliki?
2.
Sistem
pengorganisasian arsip?
3.
Pedoman
pengolahan arsip?
4.
Software
digitalisasi arsip?
5.
Sistem
kearsipan?
6.
Sistem
penyimpanan arsip?
7.
Hak
akses dan keamanan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penyusun merumusakan masalah-masalah
tersebut adalah:
1. Mengetahui jenis arsip yang dimiliki.
2. Mengetahui sistem pengorganisasian arsip.
3. Mengetahui pedoman pengolahan arsip.
4. Mengetahui software digitalisasi arsip.
5. Mengetahui sistem kearsipan di KPH
Perhutani Malang.
6. Mengetahui sistem penyimpanan arsip.
7. Mengetahui hak akses arsip.
8.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Adapun metode yang kami lakukan untuk
pengumpulan data adalah sbb:
1. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera
(penglihatan, pendengaran). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan
alat rekam elektronik.
2. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara
/secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat
telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh
peneliti.
3. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen
tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk
mendukung kelengkapan data yang lain.
E. Informan Penelitian
Berikut ini adalah nama-nama yang menjadi narasumber
dalam kegiatan observasi yang kami lakukan.
1.
Kokoh Nugroho sebagai Kaur
Umum KPH Perhutani Malang
2.
Pak Herman sebagai operator
sub sitem kearsipan
3.
Pak Chandra sebagai bagian
pengiriman surat eksternal
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A.
Sejarah Perum Perhutani
Perum
Perhutani adalah perusahaan yang bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di
Pulau Jawa dan Madura) dan mengemban tugas serta wewenang untuk
menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dengan
memperhatikan aspek produksi/ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan. Dalam
operasionalnya, Perum Perhutani berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN
dengan bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.
Perum
Perhutani mempunyai kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan
terbentuknya Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan
Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164.
Sejarah hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir setelah
Indonesia memproklamasikan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945.
Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan
Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het
Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan
Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala badan negara dan peraturan yang ada
masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang
dasar ini.”
Dengan disahkannya
Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid
III, Paragraf 493 dan paragraph 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi
Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai
proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551). Pada waktu itu
direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara
yang bersifat komersial.
Kemudian diterbitkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan
diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1
Januari 1961 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status
Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan
Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”.
Perum
Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di
bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan hutan di
Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun 1972 berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah kerja Perum Perhutani
selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan masuknya kawasan hutan Negara di
Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP Nomor 2 tahun 1978.
Dalam
perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami penyesuaian
dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum Kehutanan
Negara dan disempurnakan pada tahun 1999 melalui penetapan PP Nomor 53 tahun
1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).
Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan
Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah sebagai BUMN berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001. Berdasarkan
pertimbangan- pertimbangan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimiliki
PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani tersebut kembali menjadi BUMN
dengan bentuk Perum berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam
perjalanannya Peraturan Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan
Pemerintah Nomor 72 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.
Dari sejarah awal berdirinya
Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi strategis yang diemban oleh perusahaan
ini untuk memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pundi-pundi
penerimaan negara. Tugas semacam ini telah Perum Perhutani emban hingga kini,
karena sebagai BUMN Perum Perhutani juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan
perekonomian nasional. Dalam kumparan waktu tersebut, banyak perubahan sosial,
ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap Perum Perhutani. Contohnya, pasca
reformasi, sebagaimana hutan-hutan yang lain, hutan-hutan Perum Perhutani juga
dijarah secara besar-besaran oleh masyarakat. Kondisi ini menyebabkan hutan
Perum Perhutani menjadi kerontang bahkan gundul, hingga bisnis Perum Perhutani
juga sempat merosot. Dalam konteks inilah, peran strategis Perum Perhutani juga
bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam system perekonomian
nasional, pasca reformasi Perum Perhutani juga berperan dalam mendukung sistem
kelestarian lingkungan, dan sistem sosial budaya, khususnya dalam memberdayakan
masyarakat di sekitar hutan, agar mereka bisa merasakan manfaat adanya hutan di
satu sisi. Pada sisi lain masyarakat juga terlibat dalam mengelola dan
mengamankan hutan dari penjarahan. Dalam kondisi hutan yang rusak tersebut,
untuk menjalankan fungsi strategis untuk mendukung sistem kelestarian
lingkungan hidup, Perum Perhutani kini giat melakukan penanaman hutan.
B.
Sekilas Tentang KPH Malang
Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) berada di bawah naungan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan, didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1972 tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan Negara dengan Kawasan Unit I Jawa tengah dan Unit II Jawa Timur. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1978, wilayah kerja tersebut diperluas dengan Unit III Jawa Barat. Selanjutnya pendirian Perum Perhutani disesuaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1986 yang diatur kembali dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara ( Perum Perhutani ). Sejak tanggal 3 Juni 2001, berdasarkan PP nomor 14 tahun 2001 secara resmi status perum Perhutani menjadi PT. Perhutani (Persero) yang dilaksanakan sejak 2 Juli 2001.
Berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung No. 07.P/Hum/2001 bentuk hukum PT. Perhutani (Persero)
kembali ke Perum Perhutani berdasarkan PP. No.30 Tahun 2003 tanggal 11 Juni
2003.
C.
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Letak Geografis : 1120 18’ - 1120 56’ Bujung Timur
070
30’ 30” – 080 27’ 30” Lintang
Selatan
Batas Wilayah : Utara : KPH Pasuruan
Timur : KPH Probolinggo
Selatan : Samudera Hindia
Barat
: KPH Blitar dan KPH Kediri
D.
Topografi dan Tipe Curah Hujan
Topografi : Kawasan hutan KPH
Malang terletak pada ketinggian 0 s/d 3.676 meter diatas permukaan air laut.
Keadaan topografi lapangan hanya sebagian kecil saja yang terletak pada dataran
yang tingkat kemiringannya datar sampai landai, sebagian besar wilayahnya
berada pada tingkat yang agak curam, curam, dan sangat curam.
Tipe Curah Hujan : Tipe
B : BKPH Dampit, Sengguruh,
Sumbermanjing, Kepanjen.
Tipe
C : BKPH Tumpang, Singosari, Pujon,
Ngantang.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A.
Jenis Arsip yang dimiliki
Berikut
adalah jenis – jenis arsip yang ada di dalam KPH Malang:
1.
Berdasarkan Fungsinya
Arsip dinamis
Arsip dinamis
Arsip dinamis dibagi menjadi 2 yaitu Aktif dan
in-aktif
2.
Berdasarkan Nilai
Guna.
a. Nilai guna primer meliputi: Nilai guna
administrasi ,Nilai guna hukum, dan Nilai guna keuangan
b. Nilai guna sekunder meliputi: Nilai guna pembuktian dan Nilai guna informasi
b. Nilai guna sekunder meliputi: Nilai guna pembuktian dan Nilai guna informasi
3.
Berdasarkan
Keasliannya
Menurut keasliannya: arsip asli, arsip tembusan, dan arsip salinan.
Menurut keasliannya: arsip asli, arsip tembusan, dan arsip salinan.
4.
Berdasarkan
Subyeknya
Berdasarkan subyek atau isinya yaitu: Arsip keuangan, Arsip Kepegawaian, dan Arsip Iventaris
Berdasarkan subyek atau isinya yaitu: Arsip keuangan, Arsip Kepegawaian, dan Arsip Iventaris
5.
Berdasarkan Sifat
Kepentingannya
Arsip Tidak penting, Arsip Biasa, Arsip penting dan Arsip
Rahasia
B.
Sistem pengorganisasian arsip yang diterapkan
Didalam KPH Malang sistem yang
digunakan untuk mengorganisasikan arsip adalah sistem Sentralisasi. Yaitu
sebuah sistem dimana proses pengolahan sebua arsip / surat terpusat dalam satu
bagian. Di KPH Malang, yang menjadi pusat dari pengolahan arsip ada Bagian
Umum. Surat masuk
diterima oleh bagian umum lalu di input kedalam sistem, setelah itu surat
diberi lembar disposisi dan di salurkan ke bagian yang dituju. Untuk surat
keluar juga melewati bagian umum dulu baru surat dikirim kepada yang tertuju
pada surat.
C.
Pedoman Pengolahan Arsip
Pedoman yang digunakan dalam pengolahan arsip di KPH Perhutani Malang
adalah buku pedoman yang diterbitkan oleh KPH Perhutani Pusat sesuai dengan
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 51/Menhut-Ii/2011
Tentang Pedoman Tata Kearsipan Kementerian Kehutanan
D.
Software Digitalisasi Arsip
Software yang digunakan untuk digitalisasi adalah Photoshop CS8. Yaitu
sebuah software versi terbaru dari Photoshop. Software ini mendukung kegiatan
pengeditan sebuah foto dan juga scan. Di KPH Perhutani scaner yang dipakai
adalah Canon Pixma MP258 yang mempunyai fitur printer sekaligus scaner. Software
photoshop di update jika versi terbaru keluar/diluncurkan oleh pembuat
software.
E. Sistem/prosedur pencatatan surat/arsip
(Otomasi)
Dalam
kegiatan arsip sehari – hari, di kantor KPH Malang tidak menggunakan pencatatan
manual melainkan komputerisasi yang bernama Sub Sistem Kearsipan yang dibuat
oleh tim IT Perhutani pusat dengan program berbasis Visual Basic
6. Di bagian
pengelolahan arsip, semua arsip di scan dan arsip yang asli diserahkan ke
bagian yang bersangkutan. Jadi di bagian pengelolahan arsip, arsip yang
berbentuk fisik tidak disimpan melainkan hanya hasil scan nya saja jadi arsip
yang berbentuk fisik langsung di serahkan ke masing-masing bagian untuk diolah
sendiri oleh bagian itu sendiri. Berikut beberapa makanisme kagiatan pencatatan surat/arsip
menggunakan komputerisasi:
1.
Menu
utama terdapat beberapa sub menu. Mulai dari menu untuk mencatat surat masuk,
surat keluar, laporan lain, dan backup data
Untuk mencatat surat masuk. Ada 2 pilihan yang digunakan yaitu pencatatan surat masuk intern dan surat masuk ekstern
2.
Sebelum melakukan pencatatan, sistem ada beberapa sub menu yaitu sbb:
4.
Cara
mencatat surat masuk :
a
.kolom Tanggal surat di isi sesuai tanggal didalam surat.
b.
kolom Nomor surat di isi sesuai dengan nomor yang ada disurat
c.
kolom Perihal di isi sesuai indek masalah
d.
kolom Kepada diisi dengan ADM/KKPH Malang
e.
kolom Dari diisi nama / instansi yang mengirimkan surat tersebut
f.
kolom Tanggal surat diterima diisi sesui dengan tanggal surat itu masuk
g.
sistem secara otomatis akan menentukan JRA mulai dari Aktif, Inaktif, dan Hapus
Untuk mencatat surat keluar hampir sama dengan cara mencatat
surat masuk
Berikut tampilan menu untuk
pencatata surat keluar
Pengolahan
Surat Keluar
·
Seluruh
surat keluar baik internal (Kantor Pusat, Unit-unti Kerja, dan Dewan Pengawas)
maupun Eksternal (Dinas/Instansi terkait) ditandatangani oleh Kepala
Divisi/Kapuslitbang/Kapusdikbang
o
Kecuali
ada pendelegasian kepada Sekretaris Divisi/ Kepala Biro/ General Manager/
Petugas Khusus
·
Seluruh
surat keluar kepada pihak lain diluar Perum Perhutani, tanda tangan Kepala
Divisi / Kapuslitbang / Kapusdikbang diisyaratkan sebagai berikut:
o
Surat
dibuat 2 rangkap
o
Surat
pertama diparaf oleh Sekretaris Divisi/Kepala Biro terkait/ General Manager/
Petugas Khusus
o
Surat
kedua tanpa paraf adalah dokumen yang ditujukan kepada pihak lain yang dituju
·
Di
dalam surat menyurat pada bagian yang ditandagani agar diberikan keterangan
sebagai berikut:
|
·
Setelah
surat ditandagani oleh pejabat yang berwenang di Entri ke Program Sub Sistem
Surat Menyurat untuk diberi nomor dan dicetak lembar pengantar
F. Sistem/prosedur penyimpanan surat/arsip
Dalam menyimpan hasil
arsip yang telah di scan (digitalisasi), KPH Perhutani masih menggunakan Disk
Driver Internal dengan mem-backup data di local disk lainya. Sementara ini
kapasitas penyimpanan dalam Disk Driver
Internal adalah 2 Terabyte. Agar komputer aman dari virus, komputer yang
digunakan untuk mengelolah tidak dikoneksikan ke internet dan tidak boleh di
tancapkan flashdisk/hardisk. Setiap 6 bulan sekali komputer dilakukan perawatan
rutin mulai dari memperbaiki sistem komputer yang eror sampai
mennetralisir/menghilangan virus. Jika data sudah overload diadakan komputer
lagi untuk mengelolah arsip atau dengan menambah kapasitas Disk Internalnya.
G. Hak Akses dan Keamanan Arsip
Ada 3 jenis surat/arsip yang ada di
KPH Perhutani Malang dan masing-masing jenis arsip tersebut mempunyai hak ases
yang berbeda. Antaralain:
1. Arsip
Rahasia
Arsip rahasia
hanya bisa diakses oleh pimpinan, petugas rahasia, dan pencipta dan pemilik arsip.
2. Arsip
Penting
Arsip penting
hanya bisa diakses oleh pimpinan, pemilik arsip, kepala bagian dan pegawai yang
mendapat izin untuk mengakses nya.
3. Arsip
Biasa
Arsip biasa dapat
diakses oleh semua pegawai.
Jika
ingin melakukan pencarian arsip, pegawai tidak perlu repot-repot mencari secara
manual arsip/surat tersebut melainkan mencari di sistem sesuai jenis surat
tersebut lalu mencetaknya.
Dengan
adanya sistem yang mengatur segala aktifitas kearsipan sehingga memudahkan
arsiparis dalam mendata surat masuk dan surat keluar , keunggulan dari sistem
ini adalah memudahkan arsiparis dalam mencari arsip yang akan digunakan dan
juga para petugas arsip tidak perlu susah-susah mengetik kartu kendali dan
lembar disposisi karena setelah memasukan data arsip kedalam sistem tersebut ,
kartu kendali dan lembar disposisi akan langsung tercetak serta sistem akan
langsung menentukan JRA dari arsip tersebut , selain itu dengan menggunakannya
sistem komputerisasi ruangan jadi lebih bersih dan mengurangi bertumpuknya
bentuk fisik dari arsip tersebut.
Namun
kekurangan dari sistem ini adalah tidak menyimpan bentuk fisik dari arsip
sehingga apabila data dalam komputer terkena virus data akan mudah sekali
hilang , namun untuk pencegahan dari hal itu para petugas arsip rutin melakukan
back up data untuk mencegah hilang nya data, nilai keaslian dokumen
berkurang karena dokumen berupa hasil scan , bisa dipalsukan . hilang nya data akibat corrupt file atau bad sector pada
hardisk.
SARAN
Pemilihan jenis Backup data : disarankan bukan Hardisk
internal / eksternal karena Jika pakai hardisk dan jika hardisk itu rusak
otomatis semua data yang dimilik hilang. Pemilihan jenis backup harus benar2 di
perhatikan. Disarankan pakai teknologi informasi seperti Cloud, SAN (Storage
Area Network, NAS ( Network Attached Storage) Jika pakai NAS. NAS mempunyai
kapasitasnya besar dan terdiri dari beberapa sub harddisk, jika salah satu
hardisk rusak tinggal ambil dan ganti dengan yang baru dan otomatis sistem akan
men sikronkan sendiri. Oleh karena itu kehilangan data dalam sistem ini sangat
minim terjadi
LAMPIRAN
1.
Proses Surat Masuk

2.
Proses Surat Keluar

3.
Alur Surat Masuk

4.
Alur Surat Masuk
5.
Proses Input Data dan Scaning
6.
Pedoman Pengolahan Arsip
mateb, nowus sam
ReplyDeletemembantu banget :D